Dua pimpinan KPK Basaria Pandjaitan dan Saut Situmorang menerima kunjungan peserta pelatihan bagi para Pendeta “Pendidikan Oikumene Ke-Indonesiaan (POK)”,

Selasa 19 Februari 2019. Dalam pertemuan tersebut, Basaria mengungkapkan harapannya agar nilai-nilai antikorupsi turut disebarkan melalui kegiatan keagamaan. KPK menggerakkan seluruh elemen masyarakat untuk mencegah perilaku koruptif.

“Pencegahan yang dilakukan tidak hanya dari KPK, kita juga sering mengajak Kementerian, Lembaga, pemerintah atau swasta, komunitas keagamaan juga turut serta,” ujar Basaria.

Basaria mengatakan penyebaran nilai antikorupsi melalui keagamaan dinilai efektif lantaran setiap agama mengajarkan nilai-nilai kebaikan. “Di Gereja diajarkan berbuat baik, tidak boleh mencuri, atau mengambil yang bukan haknya. Ini juga senada dengan pesan-pesan antikorupsi,” ujarnya.

Saut Situmorang menambahkan, KPK menggerakkan seluruh elemen masyarakat, termasuk komunitas keagamaan untuk meningkatkan skor CPI negara Indonesia yang kini masih di urutan ke 38. “Kita perlu tingkatkan peran Gereja. Harapannya adalah Indonesia bisa berubah dengan cepat dari angka 38 dari skala 100,” ujarnya.

Sementara itu, salah satu pendeta dari Sumba, Boya Rambu Padu mengungkapkan rasa harunya memiliki kesempatan berkunjung ke KPK. Ia merasakan perilaku koruptif masih banyak ditemukan dari para jemaatnya. Jemaatnya, diakui, ada yang tertangkap tangan dan jemaat tersebut tidak mengetahui bahwa yang dilakukannya termasuk perbuatan korupsi.

“Di Sumba kota kecil biasanya tidak terlalu diperhatikan. Jemaat saya tiba-tiba masuk penjara, tertangkap tangan.” ujarnya.

(Humas)

Top