Anak-anak adalah generasi yang perlu dijaga dan dipersiapkan tumbuh kembangnya, agar dapat menjadi penerus yang tangguh dan memiliki karakter teladan. Hal tersebut disampaikan Wakil Ketua KPK Alexander Marwata dalam kegiatan memperingati Hari Anak Nasional Tahun 2022 di Ruang Auditorium Randi-Yusuf Gedung Anti-Corruption Learning Center (ACLC) KPK, Jakarta, Jumat, (22/7).

Alex menegaskan, Hari Anak Nasional memiliki makna penting, karena anak adalah masa depan bangsa yang perlu disiapkan sejak dini. Cara yang bisa dilakukan adalah dengan belajar yang rajin, tekun, dan juga disiplin, karena itu menjadi syarat untuk menjadi pemimpin bangsa di masa depan.

“Anak-anak itu ibarat tunas pohon, pohon kalau rantingnya sudah menguning akan gugur, dan digantikan dengan tunas pohon yang baru, jadi kita harus menjaga tunas pohon tersebut dengan baik, supaya tumbuh menjadi ranting yang sehat dan daunnya rimbun. Karena itu, anak-anak adalah tunas bangsa yang perlu disiapkan sejak dini untuk bisa menjadi pemimpin bangsa,” ujar Alex.

Alex juga berpesan, agar para guru tak semata terfokus pada nilai akademis. Pendidikan karakter dan budi pekerti yang meliputi kejujuran, dan kedisiplinan juga harus ditanamkan. Pengenalan nilai-nilai termasuk nilai antikorupsi sejak dini kepada anak-anak akan melapangkan jalan untuk mewujudkan anak bangsa yang cerdas dan berintegritas.

Kegiatan memperingati Hari Anak Nasional Tahun 2022 dengan tema “Anak Indonesia Tangguh, Peduli, dan Berani”, turut dihadiri Direktur Sosialisasi dan Kampanye Antikorupsi KPK Amir Arief, Direktur Pendidikan dan Pelatihan Antikorupsi KPK Dian Novianthi, Direktur Jejaring Pendidikan KPK Aida Ratna Zulaiha, Kepala Biro Humas KPK Yuyuk Andriati Iskak, Kepala Sekolah SDN Guntur 01 Jakarta Akbarruzzaman, Pegiat Dongeng Indonesia Kanya, Zack, Raras, para Guru dan Siswa SDN Guntur 01 Jakarta.

Kepala Sekolah SDN Guntur 01 Jakarta Akbarruzzaman juga menyampaikan, sesuai visi dan misi sekolah SDN Guntur 01 Jakarta, pendidikan karakter menjadi hal penting yang berlandaskan akhlakul karimah. Pembelajaran yang saat ini dilakukan secara tatap muka sangat membantu untuk mewujudkan pendidikan optimal dalam pembentukan akhlak yang baik.

“Jika pembinaan akhlak sudah baik, maka proses pendidikan akan berjalan baik juga. Karena kalau hanya cerdas dan pintar namun tidak berakhlak, maka kemungkinan di masa depan dapat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” tutup Akbar.

Top