Lewat Layar Lebar, Simpul Sinergi dan Antikorupsi Menggema di Bumi Cenderawasih

Papua menyuarakan pesan kuat bahwa perjuangan melawan korupsi adalah tanggung jawab seluruh rakyat Indonesia, tanpa terkecuali. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus menghidupkan semangat antikorupsi hingga ke ujung timur Nusantara melalui berbagai pendekatan kreatif dan kolaboratif.
Lewat program bertajuk “Papua Menonton”, KPK bersama Strategi Nasional Pencegahan Korupsi (Stranas PK) dan GIZ–Corruption Prevention in the Forestry Sector (CPFS), menyampaikan pesan integritas melalui medium film dan seni. Kegiatan ini digelar pada 17–26 Juli 2025 di Kota Jayapura.
Serangkaian acara meliputi talkshow radio, pemutaran film Nyanyi Sunyi Dalam Rantang karya Garin Nugroho yang diproduksi bersama KPK, Stranas PK, Garin Workshop, dan PadiPadi Creative, serta Movie Day hingga workshop perfilman dalam rangka Anti-Corruption Film Festival (ACFFEST) 2025 di berbagai titik di Jayapura.
“Melalui film, seni, dan aktivitas komunitas, kita bisa menyampaikan pesan integritas secara reflektif dan menyenangkan,” ujar Medio Venda, Kepala Satgas Direktorat Soskam KPK sekaligus Program Director ACFFEST 2025.
Papua: Titik Nyala Gerakan Kolektif
Kota Jayapura dipilih sebagai simpul penyebaran nilai-nilai antikorupsi di kawasan timur Indonesia. Di Universitas Cenderawasih (UNCEN), pemutaran film Nyanyi Sunyi Dalam Rantang disambut hangat dan ditutup dengan diskusi yang hidup antara mahasiswa dan para akademisi.
UNCEN sendiri menunjukkan peran aktifnya sebagai pusat intelektual yang turut membangun budaya antikorupsi. Mahasiswa dan dosen terlibat dalam dialog kritis seputar integritas dan reformasi tata kelola publik.
“Papua adalah suara yang perlu didengar. Bukan sebagai objek pembangunan, tapi sebagai penggerak perubahan. Untuk itu, ‘Papua Menonton’ juga ditujukan untuk membangun kesadaran kolektif tentang pentingnya reformasi sistemik dalam pencegahan korupsi,” tegas Koordinator Harian Stranas PK, Sari Anggraeni.
Kehadiran para insan film nasional seperti Della Dartyan, Rahabi Mandra, Anjas Artha Putra, serta sineas muda Papua—Natias Mirin dan Theo Rumansara, pemenang ACFFEST 2024—menambah semarak dan kualitas kegiatan ini.
Menyemai Nilai Integritas
Melalui “Papua Menonton,” KPK menanamkan sembilan nilai antikorupsi: Jujur, Mandiri, Tanggung Jawab, Berani, Sederhana, Peduli, Disiplin, Adil, dan Kerja Keras—yang dirangkum dalam konsep JUMAT BERSEPEDA KK. Pendekatan ini dimaksudkan untuk mengajak masyarakat menyadari bahwa korupsi bisa tumbuh dari pembiaran terhadap kebiasaan kecil yang menyimpang.
“Jika kesalahan dilakukan terus-menerus tanpa disadari, lama-lama dianggap wajar. Dan yang wajar, bisa jadi ‘benar’. Itulah bahayanya. Kita butuh ruang seperti ini, yang tidak memaksa orang berubah, tapi membuat mereka berpikir ulang,” tambah Medio.
Bersama Indonesia Art Movement (IAM), KPK juga menggelar Movie Day di sekolah dan kampus seperti SMP Papua Kasih dan IAIN Fattahul Muluk, yang melibatkan pelajar, guru, hingga masyarakat umum.
“ACFFEST tidak hanya menghasilkan film-film berdampak yang mengangkat isu humanis dan membicarakan disparitas hak masyarakat, yang selama ini terenggut perilaku koruptif. Selain itu, ACFFEST ingin menjadi program berdampak yang berkontribusi pada kemajuan perfilman nasional,” jelas Medio.
Penjabat Gubernur Papua, Agus Fatoni, turut mengapresiasi kegiatan ini. Ia menilai bahwa “Papua Menonton” menjadi media efektif untuk menyampaikan pesan moral kepada masyarakat.
“Filmnya bagus sekali dan saya pikir di Papua, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) juga berpotensi membuat film serupa,” ujarnya seusai menonton film Nyanyi Sunyi Dalam Rantang.
Wakil Rektor IV Bidang Kerja Sama UNCEN, Basir Rohrohmana, pun menyambut positif pendekatan kreatif ini. “Kampus bukan hanya tempat belajar, tapi tempat membentuk nilai dan integritas sehingga mahasiswa harus terlibat aktif diskusi soal arah tata kelola negara,” ucapnya.
Senada, pendiri Indonesia Art Movement, Ilham Murda, menyampaikan rasa bangga karena bisa kembali bermitra dengan KPK. “Kegiatan ini merupakan yang kedua dari tiga rangkaian Movie Day di tanah Papua yang menggabungkan pertunjukan seni dan budaya dengan pemutaran film-film pendek edukatif dari KPK,” tuturnya.
Gerakan Sosial Lawan Korupsi
Sejak pertama kali digelar pada 2013, ACFFEST telah tumbuh menjadi gerakan sosial antikorupsi yang menyasar generasi muda. Lebih dari 100.000 penonton telah terlibat dan 62 film pendek diproduksi. Tahun ini, ACFFEST mengangkat tema “Dari Layar, Kita Beraksi Berantas Korupsi”, dengan memperluas jangkauan hingga ke Papua.
Workshop ACFFEST Regional Timur yang ditutup pada 26 Juli 2025 menjadi titik penting dalam membangun kapasitas sineas muda dan komunitas film lokal di kawasan timur Indonesia, mencakup Sulawesi, Maluku, NTT, hingga Papua.
Tak hanya Movie Day, rangkaian ACFFEST Regional Timur juga mencakup kompetisi Ide Cerita Film Pendek yang berlangsung 8 April – 31 Mei 2025. Sebanyak 38 proposal diterima, dengan tema yang banyak mengangkat isu lingkungan hidup dan kearifan budaya lokal.
Dari proses kurasi, 10 proposal terbaik terpilih untuk mengikuti workshop movie making di Jayapura. Satu proposal pemenang akan mendapat fasilitas produksi sebesar Rp40 juta dan pendampingan dari mentor profesional.
“Workshop Pengembangan Naskah dan Produksi Film merupakan sebuah laboratorium karya yang ditujukan pagi peningkatan kapasitas dan keahlian para sineas dari wilayah timur. Hal ini menjadi salah satu benefit yang ditawarkan oleh ACFFEST Regional Timur kepada para finalis terpilih dalam rangka mendorong pertumbuhan ekosistem perfilman daerah,” jelas Medio Venda.
Informasi lebih lanjut mengenai ACFFEST 2025 dapat diakses di situs resmi https://acffest.com atau melalui media sosial resmi KPK: @suaraantikorupsi.kpk, @aclc.kpk, dan @official.kpk.