Dari Layar Jadi Aksi: ACFFEST 2025 Tegaskan Komitmen Bangun Integritas Generasi Muda
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali mengukuhkan diri sebagai pionir penyebaran pesan antikorupsi melalui seni, dengan menggelar Anti-Corruption Film Festival (ACFFEST) 2025. Festival yang kini memasuki tahun ke-11 ini, bukan sekadar perayaan film, melainkan strategi mendalam KPK guna menjangkau hati dan imajinasi generasi muda, sekaligus membuka ruang dialog hangat dan terbuka.
Festival ini menjadi panggung perjumpaan antara sineas, pelajar, komunitas film, akademisi, dan publik selama lima hari, dari tanggal 24-27 November 2025 di Gedung Pusat Edukasi Antikorupsi (ACLC) KPK, Jakarta. Sementara, Puncak Anugerah ACFFEST 2025 akan digelar pada 28 November 2025 di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta.
Pada pembukaan festival di Gedung ACLC KPK, Jakarta, Senin (24/11), Wakil Ketua KPK, Ibnu Basuki Widodo, menyebut sejak 2013 ACFFEST konsisten menjadi jembatan kreatif KPK agar pesan antikorupsi mengakar di hati generasi muda. Ibnu mengajak seluruh peserta, menolak setiap bentuk perilaku koruptif serta menjadikan kreativitas sebagai medium advokasi, melalui karya-karya visual menginspirasi.
“Mari kita menghidupkan nilai integritas dalam kehidupan sehari-hari, bukan hanya dalam karya, melainkan tindakan kita,” ajaknya.
Lebih lanjut, Ibnu menegaskan gerakan antikorupsi tidak dapat dipikul satu lembaga saja, melainkan menjadi tanggung jawab bersama yang harus dimulai dari kebiasaan sehari-hari dengan membiasakan yang benar, jangan membiarkan yang biasa.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Sosialisasi dan Kampanye Antikorupsi KPK, Amir Arief, menjelaskan ACFFEST menjadi satu-satunya festival film antikorupsi di dunia, yang diselenggarakan penegak hukum negara. Selain itu, ACFFEST menjadi festival film pendek tertua di Indonesia, yang dikelola instansi negara secara mandiri.
“Sejak awal KPK mengelola festival film ini, dan selalu menjadi percontohan di seluruh dunia,” ungkap Amir.
Amir menambahkan, KPK memilih film sebagai media penyebaran pesan antikorupsi, sebab mampu merangkum pengalaman serta menyampaikan pesan secara halus namun membekas. Strategi ini dirancang guna mencapai tiga tujuan, yaitu memperluas literasi antikorupsi melalui karya audio-visual yang realistis, menyediakan ruang tumbuh bagi sineas muda, serta membuka dialog antara KPK dan masyarakat.
“Kami mencoba menjauh dari stigma menggurui, sekaligus mengundang partisipasi aktif publik,” ujar Amir.
Tahun ini, ACFFEST 2025 mengusung tema “Dari Layar, Kita Beraksi Berantas Korupsi!”—sebuah seruan sederhana, namun tajam dan mudah diingat. Festival kali ini tidak hanya menghadirkan kompetisi, namun panggung bagi berbagai narasi unik, yang mengandung nilai-nilai antikorupsi seperti Jujur, Mandiri, Tanggung Jawab, Berani, Sederhana, Peduli, Disiplin, Adil, dan Kerja Keras (JUMAT BERSEPEDA KK).
Nilai-nilai tersebut ditenun dalam alur cerita, tokoh, konflik, dan pilihan moral karakter film, sehingga penonton bukan sekadar terhibur, namun diajak merenungkan sikap sehari-hari. Hal ini dibuktikan dengan adanya blok tayang khusus seperti film berjudul Spotlight from the East yang menyalakan cerita dari Indonesia timur, dan Her Voice, Her Story yang mengangkat pengalaman perempuan.
Tidak berhenti sampai di situ, “Finalist Film Screening 2025—Student Short Fiction” menghadirkan karya-karya pelajar yang tajam dan berani. Kegiatan dilanjutkan dengan “Breaking the Cycle of Unethical Practices” dengan menyoroti perilaku tidak etis dalam keseharian lewat penayangan film Ati, yang berhasil meraih penghargaan “Best Cinematography” pada VerticalMovie Festival 2025 di Roma, Italia.
Dengan demikian, festival ini bukan sekadar perayaan film, melainkan kampanye yang menyatukan eksibisi film, pameran seni kontemporer, serta capacity building bagi pelajar. Seluruh upaya ini menandai komitmen ACFFEST, guna mendekatkan edukasi antikorupsi di ruang kreasi anak muda.
“Semoga festival ini tidak sekadar ruang apresiasi film, tapi momen memperkuat integritas, memperluas gerakan antikorupsi, dan meneguhkan komitmen bersama,” pungkas Amir.
Diketahui saat ini ACFFEST telah menghasilkan 67 judul film pendek, yang mengangkat isu keseharian masyarakat—dibalut nilai-nilai antikorupsi. ACFFEST berperan sebagai media edukasi publik terbuka, yang dapat dimanfaatkan melalui berbagai program penayangan publik, baik yang diinisiasi KPK maupun mitra KPK.
Adapun gelaran ACFFEST dapat diakses melalui pendaftaran, serta terbuka untuk umum dan tidak dipungut biaya. Para peserta dapat mengunjungi kanal media sosial ACFFEST untuk mendapatkan Info dan rincian jadwal kegiatan lebih lanjut.
