Probolinggo - Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Nurul Ghufron, menjadi pemateri kuliah tamu dengan tema "Menanamkan Budaya Anti Korupsi, Mewujudkan Pembangunan Nasional yang Berkeadilan", di aula Universitas Nurul Jadid, Pondok Pesantren Nurul Jadid, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Senin (8/1/2024).

Dalam pemaparannya dihadapan ratusan mahasiswa dan civitas akademik Universitas Nurul Najid, Ghufron menyatakan korupsi adalah masalah tetap yang terjadi di segala aspek kehidupan, maupun bidang pemerintahan hingga ke tingkat desa.

Dimana tindakan korupsi yang terjadi, disebabkan tidak adanya kejujuran dalam diri pemangku jabatan, maupun pihak yang membutuhkan bantuan.

"Bukan hanya negara, provinsi, kabupaten-kota, hingga desa, bahkan rumah tangga juga akan hancur jika tidak ada kejujuran," tegas Ghufron.

Ghufron juga menambahkan, korupsi bukan hanya merupakan tindakan mengambil hak masyarakat untuk kepentingan pribadi. Namun, korupsi juga bisa berupa penyalahgunaan kewenangan.

"Korup kewenangan itu hanya melayani keluarga dan kelompoknya, tanpa memikirkan kepentingan masyarakat," lanjut Nurul Ghufron.

Untuk mencegah tindakan korupsi yang terjadi diseluruh bidang kehidupan, KPK meminta keterlibatan seluruh elemen masyarakat termasuk mahasiswa, untuk ikut dalam melakukan langkah pencegahan.

Menurutnya, korupsi yang terjadi bukan hanya masalah KPK, jaksa, dan polisi, melainkan masalah seluruh lapisan masyarakat.

"Seluruh pihak memiliki peran dan tugas yang berbeda dalam pencegahan korupsi. Namun, kunci utama dalam pencegahan korupsi ini adalah kejujuran,"  terang Ghufron.

Sebagai kampus yang berada dibawah naungan Pondok Pesantren, Universitas Nurul Jadid dinilai memiliki paket lengkap karena selain mengajarkan ilmu, juga mengajarkan akhlak.

"86 persen koruptor adalah lulusan S-1. Tapi saya yakin kampus Unuja sudah menanamkan kejujuran dan integritas kepada mahasiswanya," tutup Ghufron.

Sementara itu, Universitas Nurul Jadid sebagai salah satu perguruan tinggi basis pesantren, menyatakan telah menanamkan nilai kejujuran dan integritas seperti yang dipaparkan Ghufron.

"Jadi kami sangat sepakat dengan apa yang disampaikan pimpinan KPK Nurul Ghufron. Bahwa pesantren harus mampu menjadi barometer pendidikan akhlakul karimah di Indonesia, sehingga muncul pemimpin-pemimpin yang jujur dan berintegritas," kata Wakil Rektor Satu Universitas Nurul Jadid Probolinggo, M. Noer Fadli Hidayat.

Dimana untuk mewujudkan hal tersebut, Universitas Nurul Jadid telah menerapkan pendidikan empat anti, diantaranya anti perundungan, anti kekerasan terhadap perempuan dan anti korupsi.

"Kita juga sudah membekali mahasiswa dengan kompetensi bidang keagamaan sebagai wujud penanaman nilai-nilai trilogi dan panca kesadaran. Yaitu sadar berilmu, sadar beragama, sadar berbangsa dan bernegara, serta sadar bermasyarakat dan sadar berorganisasi," jelas Fadli Hidayat.

Kuliah tamu dengan pemateri KPK yang dilangsungkan di aula Ponpes Nurul Jadid Probolinggo ini, diikuti sebanyak 100 orang mahasantri, rektor, dan dosen Universitas Nurul Jadid(*)