Ismail Marzuki melawan saat Belanda mengambil-alih Radio Republik Indonesia (RRI) dan menggantinya dengan nama Radio Omroep In Overgangstijd (ROIO) pada akhir 1946. Ia menolak gaji besar, mobil, dan fasilitas lain yang ditawarkan Belanda saat itu. Pria kelahiran 1914 ini memilih hengkang dan mengkomposisi lagu-lagu perjuangan dan nasionalisme ketimbang bekerja sama dengan penjajah.

Melalui karya-karyanya, Ismail Marzuki menggelorakan semangat para pejuang untuk terus mempertahankan martabat bangsa. Ia mencipta lagu pertama kali tahun 1931, saat usianya 17 tahun, berjudul O Sarinah.

Banyak sekali karya Ismail yang masih bergema hingga saat ini. Sebut saja Gugur Bunga, Rayuan Pulau Kelapa, dan Indonesia Pusaka. Ada pula lagu berbahasa Sunda: Panon Hideung.

Ia menciptakan lagunya di tengah masa penjajahan yang penuh pertempuran, jauh dari ketenangan. Lagu, adalah bentuk perjuangan Ismail Marzuki. Tak heran ia dinobatkan menjadi penulis lagu nomor satu di Indonesia, menurut majalah Rolling Stone edisi Februari tahun 2014, di antara seratus penulis lagu terbaik di bumi pertiwi. Memilih lagu sebagai bentuk perjuangan masih menjadi pilihan beberapa musisi.

Tanpa mementingkan laku atau tidaknya lagu, mereka terus berkarya menyuarakan perjuangan. Bukan soal pertempuran, bukan pula soal perlawanan terhadap penjajah. Perjuangan musisi saat ini melalui lagulagunya adalah menyuarakan kondisi sosial di sekitarnya. Tujuannya satu: membuat Indonesia jadi lebih baikl

Unduh Majalah Integrito Edisi 1 2018

Top