Akun Instagram @vera_aoki mengunggah sebuah video yang menunjukkan Penyidik KPK Novel Baswedan menggunakan kursi roda dan disapa oleh seseorang yang menyebut dari Net TV. Dalam kolom komentarnya, @vera_aoki menyebutkan bahwa Novel Baswedan lupa memasang soft lense sehingga masih bisa melirik ke kanan dan ke kiri.



Belakangan unggahan tersebut dihapus dan berganti dengan pernyataan video tersebut adalah video dua tahun lalu. Selain itu, ia juga mengunggah foto dengan keterangan:

“Apakah ada kerja sama antara kepolisian Indonesia&Singapore…? Apakah bisa mendapatkan keterangan dari pihak rumah sakit, dan memeriksa integritas dokter dan rumah sakit General Singapore…? Kejadian di suram air keras 11 April 2017.

Waktu diberangkatkan ke Singapore, penuh perban.

Apa iya tanggal 19 April 2017, perban sudah bisa di buka, tidak ada tampak bekas kena air keras… dll.

Aapakah ada tenaga ahli kedokteran mata atau kulit yg bisa bantu kasih penjelasan..?? Bagi saya yg org awam, namanya kena air keras.. bukan hanya biji mata yang rusak, pelipis pinggiran mata akan meleleh, terbakar zat tersebut, bahkan bikin mata bisa sepatu keluar, kalau sampai jaringan urat pinggiran mata rusak.”

Video yang beredar luas itu memperlihatkan Novel tengah didorong di sebuah kursi roda di RS di Singapura. Video itu kemudian di-framing bahwa serangan air keras tersebut rekayasa dan mata Novel baik-baik saja. Salah satu video tersebut bisa disaksikan pada channel berikut:

https://www.youtube.com/watch?v=N7Rhq1-Cq40

KPK melihat video dan keterangan dalam akun tersebut merupakan serangan dan informasi menyesatkan yang dapat membentuk narasi negatif tentang KPK dan pegawainya. Apalagi kemudian video dan komentar tersebut beredar di platform media sosial lain.

KPK merasa perlu mengklarifikasi informasi tersebut karena beberapa pihak seperti masyarakat dan rekan jurnalis mulai banyak menanyakan kebenaran video tersebut.

Pertama, KPK menyatakan bahwa video tersebut diambil oleh Wartawan Net TV di lobby SNEC (Singapore National Eye Center), pada tanggal 18 April 2017, saat Novel Baswedan baru saja melakukan pengecekan kondisi mata. Ketika itu wartawan sengaja menunggu Novel Baswedan di depan lift.

Novel Baswedan dirawat di Singapura sejak 12 April 2017. Sejak dirawat, Novel Baswedan telah menjalani beberapa perawatan untuk mengobati luka-luka yang dia derita akibat penyiraman air keras oleh orang tidak dikenal pada 11 April 2017.

Rangkaian pengobatan yang sudah dijalani sejak 12 April 2017:

  • 14 April 2017, tim dokter SGH Burn Unit, Plastic Surgery dan Otaloryngalogy berhasil membersihkan luka bakar di bagian wajah Novel Baswedan.
  • 15 April 2017, tim dokter THT berhasil membersihkan residu air keras di saluran pernapasan Novel Baswedan.
  • Sebagai informasi, pada tanggal 14 April 2017, Novel Baswedan mengeluh sesak nafas dan setelah dilakukan pengecekan diketahui terdapat luka bakar di rongga hidung. Kondisi kedua mata NB saat itu adalah seluruh selaput pelindung kornea mata terbakar. Opsi yang dilakukan oleh dokter pada saat itu adalah menunggu proses pertumbuhan selaput mata dengan rutin obat tetes mata untuk memacu pertumbuhan selaput mata.
  • Namun kemudian diketahui pertumbuhan selaput mata kiri mengalami gangguan pertumbuhan sehingga pada bulan Agustus 2017, dokter melakukan operasi Osteo-odonto-keratoprosthesis (OOKP) tahap pertama.

Terkait dengan luka di wajah Novel Baswedan yang disebut tidak parah, hal ini sudah dijelaskan oleh Tim Pencari Fakta yang dibentuk Kapolri saat itu, Jenderal Polisi Tito Karnavian.

Sedangkan terkait zat kimia, TPF melakukan evaluasi dan pendalaman dengan melakukan analisa dan wawancara tambahan terhadap Puslabfor Polri, pendalaman hasil Visum Et Repertum (VER) RS Mitra Keluarga Kelapa Gading, saksi ahli kimia dari Universitas Indonesia dan dokter spesialis mata.

"Didapat fakta-fakta bahwa zat kimia yang digunakan pada perstiwa penyiraman ke wajah korban adalah asam sulfat (H2SO4), berkadar larut tidak pekat sehingga tidak mengakibatkan luka berat permanen pad a wajah korban dan baju gamis yang dikenakan korban juga tidak mengalami kerusakan dan penyiraman tersebut tidak mengakibatkan kematian," kata Nur Kholis.

https://news.detik.com/berita/d-4628170/tentang-3-orang-terkait-kasus-novel-yang-bakal-dilacak-tim-kabareskrim

Sejak kemarin, Senin, 4 November 2019, Novel Baswedan berada di Singapura untuk menjalani pemeriksaan rutin.

Pagi ini, Selasa, 5 November 2019, Novel Baswedan menjalani pemeriksaan Dokter Glaukoma dan Retina. Selanjutnya, besok akan dilakukan pemeriksaan oleh dokter ahli kornea, dokter utama yang menangani Novel Baswedan.

Hingga saat ini, mata Novel Baswedan sebelah kanan masih tidak bisa melihat dengan jelas dan tetap menggunakan hard lense untuk membantu melihat dengan baik. Mata sebelah kanannya tidak bisa sampai membaca dan sensitive dengan cahaya.

Mata kiri yang telah dilakukan operasi OOKP sejak 4 bulan lalu, ada masalah pendarahan di balik lensa yang mengakibatkan Novel Baswedan tidak bisa melihat sama sekali. Saat ini, kondisi mata kirinya semakin membaik dan semakin berkurang pendarahannya.

Bila kondisinya terus membaik, mata kiri Novel Baswedan menjadi tumpuan penglihatan dan masih bisa membaca dengan menggunakan kacamata +4, sudut pandang penglihatan sempit, seperti melihat dengan teropong.

Baca juga:

Berita “Reporter NET TV yang saat itu meliput ke Singapura, Delviana Azari buka suara mengenai viralnya video NET tersebut https://news.detik.com/berita/d-4775276/jurnalis-yang-videonya-diviralkan-untuk-sudutkan-novel-baswedan-angkat-bicara?tag_from=mnews_beritaTerkait

Klarifikasi Delviana Azari: https://www.youtube.com/watch?v=6uor-GlqNis&feature=youtu.be

Top