Pelataran gedung KPK  Jumat (4/5) pagi terlihat lebih sibuk dari biasanya. Beberapa pekerja nampak menurunkan peralatan  dan memasang panggung menghadap ke jalan raya dan  beberapa lainnya   memasang kabel dan soundsystem di sekitar panggung. Jelang siang, mulai berdatangan tamu-tamu yang penampilannya berbeda dari pengunjung gedung KPK.

Sebagian besar dari tamu istimewa ini membawa seperangkat alat musik dan perlengkapan kesenian. Mereka tak lain adalah musisi dan pegiat seni yang sore itu akan menyuarakan pernyataan mereka melalui album “Kompilasi Perangi Korupsi”.

Ada sembilan grup band yang menyumbangkan lagu dalam album tersebut. Band Marjinal dengan lagu ‘Kita Perangi Korupsi‘ dan ‘Korupsibuk Cari Rezeki‘; Navicula menyumbangkan lagu ‘Terus Berjuang‘ dan ‘Mafia Hukum‘; Iksan Skuter dengan lagu ‘Hegemoni‘ dan ‘Si Dugul‘,  OM  PMR dengan judul ‘STNK (Sekolah Tinggi Negri Korupsi)‘; Simponi dengan lagu berjudul ‘Kuasa Korupsi‘ dan ‘Wajah Kota Wajah Kita‘; MSI dengan judul ‘Anti Korupsi‘; Tapak Rasta, dengan judul ‘Penjabat‘; Vacant dengan judul ‘Akal‘; serta Sisir Tanah dengan ‘Konservasi Konflik‘.

Beranjak petang, panggung resmi dibuka oleh MC Dayat dengan penampilan perdana dari Tapak Rasta. Antusiasme para penonton kian menjulang saat 4 ogoh-ogoh berwujud tengkorak, robot, babi dan Elvis diarak di sekitar panggung. Audiens pun larut bersama alunan lagu-lagu bertema antikorupsi dalam genre rock, punk, reggae, folk hingga dangdut yang dibawakan band-band yang tampil sore hingga malam itu.

Saut Situmorang yang hadir di panggung mengapresiasi peluncuran album “Kompilasi Perangi Korupsi” ini.  Menurut Saut, cara yang ditampilkan oleh musisi tersebut merupakan salah satu siasat untuk memberantas korupsi di Bumi Pertiwi. ” Mereka berbicara dengan cara yang berbeda, masing-masing punya (musik) khasnya sendiri. Membersihkan Indonesia dengan cara mereka,  lewat sebuah lagu, lewat nada, musik  dan lain-lain. Mudah-mudahan Indeks persepsi korupsi di Indonesia lebih baik,” ujarnya.

Vokalis Band Marjinal,Mike menjelaskan, Kompilasi Perangi Korupsi merupakan sebuah gerakan perlawanan terhadap perilaku korupsi yang ada di sekeliling kita. “Gerakan ini awalnya digagas dalam sebuah diskusi pasca gencarnya serangan terhadap KPK. Beberapa aktivis yang berlatar belakang musisi kemudian bersepakat untuk mengambil peran dan ikut serta dalam perlawanan terhadap koruptor (corruptor fightback),” jelasnya. Menurutnya album yang disiapkan secara swadaya antar grup band selama satu tahun ini  diharapkan dapat menginisiasi atau mendidik masyarakat Indonesia untuk sama-sama memerangi korupsi. “Album ini akan menjadi teman yang terus menemani, mendidik kita semua, semua rakyat Indonesia agar satu suara melawan korupsi,” pungkas Mike.

Penampilan grup OM PMR diatas panggung pelataran gedung KPK mengakhiri perhelatan musik malam itu. Harapan akan semangat dan dukungan para musisi untuk mencegah dan memberantas korupsi di negeri ini tidak akan berakhir dan terus membara memberi warna di masyarakat.

(Humas)