“Sugih tanpa bondo, digdoyo tanpa aji
Trimah mawi pasrah, sepi pamrih luwih ajrih
Langgeng tanpo susah, tanpo seneng, anteng manteng, sugeng jeneng”


Untaian lagu itu dialunkan budayawan Sujiwo Tedjo, di hadapan ratusan mahasiswa Universitas Sultan Agung (Unissula), Kais (15/3). Dituturkan dalam bahasa Jawa, lagu itu melalui lirik-liriknya mengajarkan tentang kesederhanaan, yang niscaya akan membawa ketenteraman jiwa dalam menjalani hidup.

Sujiwo Tedjo dan Ketua KPK Agus Rahardjo, hadir dalam acara itu sebagai narasumber seminar nasional antikorupsi yang digelar Unissula.  Agus Rahardjo dalam paparannya mengatakan, mahasiswa perlu terus mengembangkan sikap dan nilai-nilai unggul dalam berperilaku.

“Sebenarnya sejak kecil banyak nilai yang harus diterapkan oleh mahasiswa, misalnya disiplin dan tanggung jawab. Jangan menitip absen, atau melakukanpertanggungjawaban acara yang tidak sebenarnya,” pesan Agus.

Agus juga mengingatkan bahwa sejatinya mahasiswa memiliki peran penting dalam mencegah korupsi. “Membantu gerakan antikorupsi bukan hanya mempelajari tentang korupsi dan ikut menyuarakan saja, tetapi perilaku juga harus berubah.” kata Agus.

Dari sudut pandang budaya, Sujiwo Tedjo memiliki persepsi sendiri tentang korupsi. Menurut Sujiwo, korupsi jadi membudaya karena andil banyak orang. “Budaya pakewuh yang umum di masyarakat itu masuk korupsi. Sebagai contoh, saat kita meminta tolong membuatkan KTP, kita pakewuh jika tidak memberi apa-apa. Pencegahan seperti itulah yang masih susah sehingga korupsi pun membudaya,” kata Sujiwo.

(Humas)

Top