Kecerdasan dan paras rupawan, bisa jadi keunggulan yang akan mendekati sempurna saat dilengkapi dengan integritas yang kuat dalam diri seseorang. Terlebih lagi jika seluruhnya dimanfaatkan untuk menyebarkan nilai-nilai kebaikan dalam masyarakat.

Pesan inilah yang diangkat dalam pembekalan terhadap 38 orang Finalis Puteri Indonesia 2018 pada Senin (5/3) di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta. Para finalis ini diharapkan KPK mau dan mampu berperan sebagai agen antikorupsi di masa sekarang dan mendatang.

Dalam sambutannya, Wakil Ketua KPK Saut Situmorang menuturkan bahwa nilai-nilai antikorupsi haruslah disebarkan secara luas kepada seluruh masyarakat, agar kebiasaan koruptif dapat dihilangkan dari diri setiap orang. Karenanya, berbagai elemen masyarakat termasuk para finalis Putri Indonesia 2018, perlu turut serta dalam membantu mewujudkannya.

“Kami (KPK) berharap Anda dapat menjadi agen-agen perubahan di wilayah anda masing-masing, dan memberikan energi positif ke generasi 'zaman now' untuk menjauhi perilaku korup,” kata Saut.

Saut menambahkan, KPK mendukung agar para finalis juga mempelajari bentuk-bentuk korupsi, dan juga upaya melaporkan dan menghindarinya. “Supaya tidak menjadi pelaku atau turut serta membantu ataupun tidak menjadi korban, karena ketidaktahuan tentang korupsi,” ujar Saut.

Sementara itu bagi Puteri Pariwisata 2017, Karina Nadila, yang juga hadir dalam kesempatan tersebut mengungkapkan, ia memiliki cara tersendiri untuk menghindari perilaku korupsi, dengan memegang teguh prinsip "membiasakan yang benar dan bukan membenarkan yang biasa". Artinya, dalam melakukan apa pun, ia akan mengikuti aturan yang berlaku.

"Semua itu dimulai dari diri sendiri. Dan kami sebagai perempuan, yang nantinya dipercaya untuk mengasuh anak-anak yang akan menjadi generasi penerus bangsa. Jadi, nilai-nilai anti korupsi akan kami sampaikan melalui pengasuhan itu," kata Karina.

(Humas)