Peringatan Hari Raya Nyepi Caka 1943 dinilai Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri sebagai momentum tepat untuk introspeksi diri, meneguhkan nilai-nilai dan semangat anti korupsi. Esensi yang terkandung dalam Nyepi dan Catur Bratha adalah pesan universal bagi seluruh kalangan agar dapat mengendalikan hawa nafsu yang membangkitkan sifat ketamakan dalam diri.

Firli mengatakan, Nyepi memiliki filosofi penyucian Buana Alit (manusia) dan Buana Agung (alam dan seluruh isinya) agar tercipta suasana sepi, sepi dari hiruk pikuknya gemerlap kehidupan duniawi yang membangkitkan hawa nafsu, keserakahan serta ketamakan dalam diri manusia, dengan menyucikan Bhuwana Agung dan Bhuwana Alit melalui Catur Bratha.

“Saat Nyepi dan melaksanakan Catur Bratha, akan kentara sekali tingkat pengendalian diri seseorang terhadap dirinya, karena esensi dari Nyepi dan Catur Bratha adalah bagaima kita dapat mengendalikan hawa nafsu yang membangkitkan ketamakan, sisi kelam manusia,” jelas Firli.

Bukan hanya Hindu, pesan pengendalian hawa nafsu dan ketamakan menurut Firli juga disampaikan oleh agama Islam, Kristen, Buddha dan aliran kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

“Korupsi dan perilaku koruptif adalah salah satu bentuk hawa nafsu dan ketamakan yang memiliki dampak destruktif bukan hanya bagi keuangan dan perekonomian semata, namun dapat menghancurkan tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara,” terang Firli.

Lebih jauh Ketua KPK mengatakan, jika dicermati secara utuh, esensi Nyepi dan Catur Bratha juga sebagai salah satu bentuk pendidikan untuk membangun karakter, integritas dan semangat antikorupsi.  Melalui hari besar ini Firli berharap, Hari Nyepi dapat dijadikan sarana menahan hawa nafsu, sekaligus sarana introspeksi diri untuk meneguhkan nilai-nilai dan semangat anti korupsi.

Rahajeng nyanggra rahina Nyepi Caka 1943,

Rahina Nyepi dumogi prasida kaanggen jalaran ngeret indria, pinaka sarana kaanggen mulat sarira ring sajeroning angga sarira

(Selamat menyambut Hari Nyepi Caka 1943,

Hari Nyepi semoga dapat dijadikan sarana menahan hawa nafsu, mari kita jadikan sebagai sarana intropeksi diri untuk meneguhkan nilai-nilai dan semangat anti korupsi).