Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri berdiri di panggung malam apresiasi puisi “Seni vs Korupsi” yang diselenggarakan Radio Republik Indonesia, pada Sabtu (29/2) di Jakarta.

Seolah membaca keheranan publik, Firli menegaskan kehadirannya, selain membacakan puisi, juga mengajak partisipasi melalui karya seni. “Kenapa Ketua KPK bukannya berburu koruptor, tapi malah berpuisi? Saya katakan pada mereka, tugas KPK bukan cuma berburu koruptor. Tapi mengajak masyarakat untuk melawan korupsi mulai dari diri sendiri.”

Firli yakin, dengan berpuisi merupakan sarana membangkitkan kesadaran antikorupsi. “Ini lebih dari ekspresi seni, tapi penegasan bahwa segala saluran harus digunakan untuk membangun budaya antikorupsi,” katanya.

Dalam puisi yang berjudul “Hidup Bermakna, Bermain dengan Cinta”, Firli mengungapkan kegelisahannya sebagai anak bangsa yang hidup di tengah kebhinekaan dan kekayaan alam Indonesia yang luar biasa. Karena itu, kita sebagai anak bangsa perlu mengedepankan cinta dalam membangun bangsa.

 

Ketika nafsu dibakar dengan niat memperkaya diri sendiri

Memperkaya orang lain

Dan korupsi terus bersemi di seluruh negeri

Karenanya perlu kecintaan kita kepada bangsa ini

Tentu kita bertanya, “Mengapa kita harus mendahulukan cinta?”

Keakraban sesama anak bangsa

Agar kita terbiasa mengenali rintihan tak terucap

Teriakan tak bersuara

Dan ratapan tak berair mata

 

Malam itu, bagi Firli, RRI punya sejarah sebagai penyebar pesan-pesan kebangsaan. RRI juga merupakan radio resmi pemerintah. “Menyebarkan semangat anti korupsi melalui RRI memiliki makna kolaborasi pemerintah dan KPK untuk membangun budaya antikorupsi,” katanya.

 

(Humas)