Membuat sebuah karya jurnalistik berupa laporan investigasi bukanlah hal yang mudah. Terlebih, di era digital seperti saat ini, jurnalis dalam ruang redaksi lebih banyak dialokasikan untuk berita harian, bukan investigasi. Hal ini diungkapkan Pemimpin Redaksi Narasi TV Zen RS dalam Diskusi Pemberantasan Korupsi di Pusat Edukasi Antikorupsi, Jumat (8/11).

“Hal ini membuat investigasi yang dilakukan jadi tidak maksimal. Butuh bertahun-tahun membongkar dokumen,” ungkap Zen.

Menurutnya, itulah mengapa tidak banyak media yang melakukan liputan investigasi. Selain membutuhkan banyak personel, liputan investigasi juga membutuhkan biaya yang besar dan waktu yang panjang.

Karenanya, acara diskusi itu juga digunakan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bersama Koalisi Masyarakat Sipil, dan Jurnalis meluncurkan Klub Jurnalis Investigasi.

“Kami mengajak teman-teman berkolaborasi untuk melakukan investigasi bersama,” kata Zen.

Menurutnya, klub Jurnalis Investigasi ini penting karena dengan melakukan investigasi bersama, pekerjaan akan lebih mudah. Kolaborasi ini adalah sebuah metode untuk memperluas jarigan. “Kolaborasi dengan banyak lembaga di luar media, terutama dengan komunitas dan pegiat antikorpsi akan membuat jurnalis mendapatkan data yang luar biasa banyak.”

Selain memperkaya data, Pemimpin Redaksi Kantor Berita Radio (KBR) Citra Dyah Prastuti juga mengatakan bahwa dengan bergabung di klub Jurnalis Investigasi Antikorupsi ini maka jurnalis akan memiliki sebuah kekuatan yang dibangun bersama. Jurnalis dapat bertukar informasi dan belajar satu sama lain bagaimana caranya menghadapi tantangan dalam proses produksi laporan investigasi.

“Terutama tentang bagaimana melindungi jurnalis dan whistle blower saat laporan ditayangkan. Kalau bareng-bareng kita akan lebih kuat menghadapi berbagai ancaman yang datang.”

Penulis buku “Saksi” Kunci dan pendiri KataData Metta Dharmasaputra sepakat dengan Citra. Selain belajar dan saling melindungi satu sama lain, para jurnalis juga membagi risiko yang akan dihadapi. Artinya resiko tidak hanya dihadapi oleh satu jurnalis atau media, tapi banyak media lain yang akan mendapatkan ancaman juga namun dengan skala yang lebih kecil dibandingkan hanya satu media yang mendapatkan ancaman dari berbagai pihak.

“Risikonya akan terbagi tidak hanya di satu media. Kalau misalnya dengan kolaborasi kita akan lebih kuat,” ujar Metta.

Sementara itu, Direktur Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat KPK Giri Suprapdiono menyambut baik kolaborasi ini. Menurutnya, kolaborasi ini menjadi penting untuk mengungkap kebenaran yang harus diketahui oleh masyarakat.

“Lewat laporan investigasi masyarakat akan mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.”

Menurut Giri, media memiliki peran yang sangat besar untuk memberikan edukasi kepada masyarakat. Karena hal itu, tidak perlu lagi ada persaingan antarmedia dengan segala ekslusivitasnya, tapi media harus memikirkan bagimana jurnalis bisa berkolaborasi untuk kepentingan masyarakat.

“Sudah tidak ada lagi sebuah media yang nge-lead. Tapi kita bareng-bareng,” ujar Giri.

KPK menyambut baik kolaborasi ini, Giri menyebutkan bahwa ke depannya KPK akan berkolaborasi dengan media dan masyarakat sipil untuk membuat laporan investigasi bersama demi kepentingan Rakyat.

Top