Menularkan semangat antikorupsi bisa dilakukan dengan berbagai cara. Salah satu cara yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) adalah mengedukasi masyarakat untuk bersikap kritis dan peduli dalam penyelenggaraan layanan publik.

Untuk itu, KPK menyelenggarakan Workshop Jurnalisme Warga Antikorupsi di Kota Manado pada Senin-Selasa (4-5/11). Sebelumnya, kegiatan serupa telah dilakukan di Kota Padang Panjang pada 3-5 Agustus 2019.

Dalam kesempatan itu, Kepala Bagian Pemberitaan dan Publikasi KPK Yuyuk Andriati Iskak menyampaikan bahwa KPK juga ingin melibatkan masyarakat dalam memproduksi konten informasi yang bernilai antikorupsi. “Agar masyarakat semakin kerap mendapatkan informasi antikorupsi.”

Untuk itu, lanjut Yuyuk, KPK membuka akses media publikasi yang dikelola Biro Humas agar bisa berpartisipasi dalam memproduksi konten-konten antikorupsi. “Kami punya banyak media yang kita kelola sendiri. Kami ingin masyarakat ikut berpartisipasi dalam melakukan pencegahan korupsi.”

Dari pelatihan ini juga, KPK juga berupaya mengedukasi warga mengenai prinsip-prinsip jurnalistik dasar untuk mencegah penyebarluasan hoaks atau berita bohong. Hal ini yang menurut jurnalis Isa Anshar Yusuf, merupakan salah satu dampak negatif dari perkembangan jurnalisme warga sejak 2015.

“Siapapun kini bisa menjadi jurnalis warga, namun kelemahannya banyak dari masyarakat menyebarkan informasi yang salah karena tidak melalui proses verifikasi terlebih dahulu,” ujar Isa.

Menurut Isa, jika jurnalisme warga dimanfaatkan dengan baik, akan memberikan manfaat, seperti kemudahann mendapatkan informasi secara cepat dan murah, menangkap peristiwa khusus yang terjadi di sekitarnya, serta memberi akses masyarakat untuk berpendapat. “Pada akhirnya, jurnalisme warga dapat menjadi alat kontrol masyarakat terhadap kinerja pemerintah.”

Sebagai jurnalis, Isa berpesan agar setiap peserta menjaga integritasnya sebagai jurnalis warga. Sebab, jurnalis yang berintegritas akan berani memperjuangkan kebenaran. “Kita bukan jurnalis yang hanya cari keuntungan dan bisa digunakan penguasa sebagai alat untuk mempromosikan diri mereka.”

Sebelum latihan peliputan, peserta diberikan bekal pengetahuan mengenai Manado Smart City oleh Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Erwin S. Kontu. Dalam paparannya, Erwin menjabarkan mengenai Manado Smart City yang memiliki 15 aplikasi pendukung dan dapat diakses oleh masyarakat.

“Semua aplikasi dikontrol langsung dalam satu command center yang terletak di kantor Walikota Kota Manado.”

Setelah mendapatkan materi, 20 peserta workshop ini langsung mengikuti sesi latihan wawancara dan peliputan yang mengangkat tema Manado Smart City dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP).

(Humas)

Top